Minggu, 16 Maret 2008

MAKANAN (al-at’imah)


Makanan atau dalam bahasa Arab at-ta’am ,dan jamaknya al-at’imah, adalah segala apa yang boleh dimakan aoleh manusia atau sesuatu yang dapat menghilangkan lapar. Banyak ayat Al Quran yang dan hadis yang membicarakan makanan. Hal ini menandakan pentingnya makanan ini. Dalam fikih masalah makanan, makanan adalah masalah pokok dan termasuk dalam kategori fikih ibadah, yang termasuk juga dalam cakupan adalah thaharah (bersuci), shalat, zakat, puasa (itikaf), jenazah, haji, korban dan umrah, sumpah dan nazar, jihad dan makanan dan minumal. Namun jika kaji secara lebih mendalam, maka masalah makanan dan minuman akan terkait pula sebagai masalah fikih muamalah.
Sebab masalah makanan dan minuman juga akan berkaitan dengan masalah peternakan, pertanian, jual beli (perdagangan), sewa-sewa menyewa ternak dan lahan (sawah, ladang dan kebun), upah buruh tani/peternak, bagi hasil dan sebaginya. jadi masalah fikih makanan dan minuman sebenarnya sangat luas. Namun guna membatasi masalah ini, penulis lebih kepada hal-hal yang prinsip saja yang mengenai halal haram makan dan minuman termasuk masalah penyembelihan dan hewan korban.
Sebagaimana telah penulis bahas pada Pra Kara di halaman sebelumnya. Bahwa masalah makanan dan minuman adalah masalah yang pokok (ushul). Dengan demikian sangat penting untuk dikemukan dalam berbagai buku fikih.
Jika dalam sebuah buku fikih tidak mengkaji atau membahas masalah fikih makanan dan minuman, maka buku fikih tersebut belum lengkap dan memadai. Allah SWT dalam Al Quran telah memerintahkan manusia agar selalu memperhatikan makananannya. Dalam Al Quran Allah SWT telah berfirman:
“ maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya (QS ´Abasa [80]:24)”

Jelas sekali, dalam ayat Al Quran di atas, Allah menegaskan bahwa masalah makanan inklusif minuman adalah masalah yang serius, urgen dan penting untuk diperhatikan. karena sebagaimana kita maklumi bahwa makan dan minum adalah dua kebutuhan primer yang harus selalu dipenuhi oleh manusia, bahkan oleh hewan dan tumbuhan.
Makan dan minum harus dipenuhi setiap hari oleh makhluk hidup tidak terkecuali oleh manusia. Makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari. Makanan dan minuman tersebut secara kimiawi akan dirubah menjadi energi. Dengan adanya energi itu, manusia dapat bergerak, beribadah dan bereproduksi dan sebagainya.
Ciri khas lain dari makhluk hidup selain bernapas, bergerak, bereproduksi, adalah mengekuarkan bahan-bahan tidak berguna dalam tubuhnya (ekskresi, defekasi dan sekresi ). Ekskresi adalah pembuangan zat-zat sisa hasil metabolisma yang sudah tidak dipakai lagi oleh tubuh, yang keluar bersama urine (air kencing), keringat dan pernapasan.
Defekasi adalah sisa-sisa makanan yang tidak dibutukan yang disebut faces (tahi) yang dikeluarkan melalui anus, sedangkan sekresi adalah proses pengeluarean oleh sel dan kelenjar hasil pengeluaran tersebut berupa getah yang pada umumnya mengandung hormon. Sisa-sisa pembuangan pada manusia baik defekasi dan ekskresi pada umumnya najis dan haram untuk dikonsumsi ulang oleh manusia khususnya urine, keringat dan tahi (faces).

FIKIH MAKANAN DAN MINUMAN

Bissmillah
Assalamu alaikum

Alhamdulilah puja dan puji hanya pantas kepada panjatkan kehadirat Allah yang Rahman dan Rahim. Yang karena berkat taufiq dan hidayah-Nya jualah sehingga penulis dibukakan hati untuk menyusun buku ini. Sesungguhnya tiada daya dan upaya penulis, selain daya upaya Allah SWT semata-mata. Dan tidak lupa shalawat dan salam selalu kita haturkan kepada yang termulia junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya sekalian, semoga limpahan berkah dan rahmad Alalh SWT selalu dilimpahkan kepada arwah-arwah mereka.
Amma ba’du, Manusia adalah makhluk biologis yang omnivora (pemakan segalanya). Karena manusia itu selain memakan hewan, juga mengkonsumi sayur-sayuran dan buah-buahan dan sebagainya. Karena itulah, sebagai makluk biologis yang omnivora, manusia membutuhkan makanan dan minuman dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Dengan demikian makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sehari saja manusia tidak makan dan minum, maka badan manusia menjadi lemah dan tiada energi. dan tidak berdaya
Bahkan jika dalam beberapa hari sama sekali tidak makan dan minum, manusia itu akan mengalami kematian/kebinasaan. Makan dan minum adalah salah satu ciri makhluk hidup yang dibutuhkan bukan saja oleh manusia juga oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Oleh karena itulah, guna mendukung kelangsungan hidup manusia, Allah SWT telah menciptakan alam semesta ini khususnya hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dan alam semesta ini memang diciptakan Allah untuk semanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia beserta mahkluk-mahkluk lainnya baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Namun demikian bukan berarti semua hewan atau tumbuhan mesti kita konsumsi masuk ke dalam lambung kita
Allah SWT dengan sifat Rahim atau kasih sayang-Nya khususnya kepada umat Islam telah mengatur makanan dan minuman yang halal, bersih dan baik (thoyib) bagi umat Islam. Banyak makanan yang bukan saja karena kotor (rijs) alias najis sehingga tidak perlu kita konsumsi, tetapi juga kadang kala bahkan beracun yang justru membahayakan kesehatan kita seperti beberapa jamur, dan beberapa jenis ikan.
Selain itu, ada pula hewan-hewan yang banyak mengandung penyakit seperti babi, anjing, ular, kecoak, ulat, tikus, darah hewan, bangkai hewan (kecuali ikan dan belalang). Hewan-hewan tersebut mengandung cacing pita, bakteri, virus, hormon yang tidak baik, dan sebagainya yang hanya menjadi rahasia Allah SWT sehingga umat Islam dilarang mengkonsumsinya.
Oleh karena itu. sudah sepantasnya umat Muslim tidak boleh berburuk sangka atas segala aturan yang ditetatpkan Allah dan Rasul-Nya yang tujuan akhirnya bermuara untuk menciptakan kesehatan jasmani dan rohani kita sendiri.
Yakinlah...! Bahwa semuanya itu adalah untuk kesejahteraan kita, dan bukankah Rasul SAW telah menyatakan sebagian besar penyakit ternyata justru berasal dari makanan yang kita makan (baca buku saya yang berjudul: Puasa sebagai Terapi, diterbitkan oleh Mizan, Bandung).
Dalam buku tersebut banyak penulis bahas mengenai berbagai penyakit degenaratif (seperti sakit jantung, kencing manis, asam urat, hipertensi, kolesterol tinggi dan sebagainya) yang muncul karena berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan dan sama-sekal tidak mengamalkan puasa.
Rasul SAW memang benar, bahwa dampak negatif yang muncul kalau kita sama sekali “rakus” dan tidak dapat mengendalikan hawa nafsu kita ketika mengkonsumsi makanan, maka secara medis akan menyebabkan berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, jantung koroner (cardio vasculer), stroke, kencing manis (diabetes militus), asam urat (gout), obesitas (kegemukan) dan sebagainya.
Karena itulah dokter biasanya menyarankan kita agar ber-diet (puasa ala medis) dan banyak berolah raga serta mengurangi asupan karbohidrat, purin (penyebab asam urat), mengurangi kolesterol, dan lemak. Biasanya dokter justru menganjurkan kita banyak makan buah, sayura-sayuran dan mengkonsumsi air putih.
Pembaca yang budiman.... Kita sebagai umat Islam adalah umat yang terbaik dan termulia, harkat dan martabat umat Islam itu tinggi, dan dalam mengkonsumsi makanan pun umat Islam berbeda dengan umat-umat non muslim.
Umat Islam memilih makanan yang sehat, halal dan tidak menjijikkan serta thoyib. Thoyib disini dapat juga diartikan makanan yang mengenyangkan secara kualitas dan kuantitas, bersih, lengkap gizi (empat sehat lima sempurna) atau higienis.
Demikian indah dan sempurnanya ajaran Islam itu. Dimana Allah SWT menawarkan Islam kepada umat manusia agar manusia dapat mencapai kesejahteraan dan kebaikan bukan saja di dunia ini bahkan kelak di akhirat setelah manusia manusia mati dan kiamat.
Islam bagaikan sebutir berlian yang cahaya indahnya menyebar kemana-mana. Jadi janganlah Anda justru memilih kaca yakni ajaran non Islam yang merupakan ajaran/tipu daya setan (thagut) yang justru menyuruh manusia menghalalkan makanan da minumnan (termasuk miras atau khamar) yang diharamkan Allah SWT itu. Itulah sebabnya Allah menyatakan bahwa khamar merupakan amalan dan tipu daya setan dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS Al Maa'idah [5]: 91)”


Ayat Al Quran di atas memang benar adanya, karena Alkohol (baca: minuman keras atau miras), menyebabkan orang menjadi mabuk, emosi tidak terkontrol. Bahkan banyak perkelahian dan tindakan kriminal lainnya terjadi karena yang bersangkutan sedang mabuk dan tidak menguasai diri sendiri tetapi justru dikuasai setan!
Dalam sebuah riwayat ketika Alkohol atau khamar belum dilarang dalam Islam, paman Rasul SAW bernama Hamzah, pernah “marah-marah tidak karuan” karena mabuk. Bahkan Ali bin Abi Thalib sampai-sampai tersalah ketika membaca Surah Al Kafirun, ketika itu ia sedang shalat dalam keadaan mabuk. Terlalu banyak mudharat khamar itu sebenarnya dan Alhamdulillah Allah SWT secara bertahap telah melarang umat Islam untuk mengkonsumsi khamar pada khususnya dan umat manusia pada umumnya.
Jadi setan sebenarnya menghendaki bila manusia meminum khamar akan menimbulkan permusuhan, aperkelahian dan kebencian diantara manusia serta melengahkan manusia beribadah kepada Allah. Jelas saja, bagaimana mungkin orang yang sedang mabuk berat dapat menunaikan shalat dengan baik?
“Kaca” yang ditawarkan setan itu dapat melukai kita, jika suka mengkonsumsi minuman beralkohol misalnya, (bir hitam, bir, whisky, dan berbagai miras lainnya), maka kita sebenarnya telah menzalimi (menganiaya) diri kita sediri, artinya hepar kita, jantung kita, ginjal kita, lambung kita, susunan saraf kita, semuanya akan terluka alias rusak secara perlahan-lahan karena harus menetralisir alkohol yang merupakan racun yang tidak dibutuhkan oleh organ tubuh kita. Dan dunia kedokteran sudah membuktikan kebenaran ini, bahwa miras (minuman keras) yang mengandung khamar (inheren alkholo) sama sekali justru akan merusak organ-organ vital kita.
Itulah sebabnya jika kita tawarkan kepada seekor kucing, antara bir atau susu di atas piring, maka kucing itu akan memilih susu. Padahal kucing tidak berakal dan tidak tahu kalau bir itu membahayakan heparnya (kesehatannya). Tetapi insting (naluri) kucing menghalanginya untuk mengkonsumsi bir tersebut, dan susu adalah minuman sehat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh hewan dan manusia.
Tapi sayangnya, manusia yang katanya makhluk cerdas (homo sapien) dan berakal. Dengan keras kepala menentang dan menzalimi diri sendiri. Justru demi “genggi” dan pristise akan memilih bir yang beralkohol tersebut. Allah telah menegaskan hal ini dalam Al Quran:
“... Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami (Allah); akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri (QS Al Baqarah [2]: 57)

Sebagai umat Islam kita harus selalu waspada dan hati-hati dalam memilih makanan dan minuman kita. Jangan sampai kita menjadi seorang muslim yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram. Sehinga didalam darah kita mengalir hormon dan zat-zat dari unsur haram dan mengidap berbagai penyakit karena memakan makanan yang kotor dan nazis bahkan hal ini berdampak juga tidak mustajab-nya doa yang kita panjatkan
Dengan demikian, Allah sama sekali tidak mempunyai kepentingan apa-apa dengan menganjurkan manusia mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, bersih dan baik. Semuanya justru akan berdampak kepada manusia itu sendiri. Semunya untuk kesehatan manusia sendiri. Sebab jika tubuh kita sehat, maka kita akan mudah mencari nafkah halal dan bersyukur atau beribadah kepada Allah SWT.
Jadi, apakah manusia mau menaati perintah dan dan menjauhi larangan Allah SWT, maka semuanya untuk manusia juga. “tidaklah mereka menganiaya Kami (Allah); akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” Allah SWT juga telah berfirman dalam Al Quran:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (QS Al Maa'idah [5]: 90)

Demikian, betapa pentingnya fikih masalah makanan itu sebenarnya. Namun sayang, para fukaha kita masih menggabungkan buku fikih-fikih mengenai makanan dan minuman kedalam buku fikih pada umumnya.
Padahal Masalah makanan adalah masalah yang sangat penting dan krusial. Itulah sebabnya menurut Al-Qardawi, yang menegaskan bahwa masalah makanan menurut Al Qauran bukan masalah cabang (furu’) melainkan masalah pokok (ushul).
Ayat-ayat yang berkaitan dengan makanan dan minuman diturunkan kepada Rasul SAW untuk menegakkan dan meneguhkan akidah umat Islam serta menolak pandangan orang yang sesat. yang berkaitan halal haramnya makanan. Baik kepada kaum Yahudi maupun Nasrani. Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran:

“Dan orang-orang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS 5. Al Maa'idah [5]: 86-88)”

“ Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (QS An Nahl [16]: 114)”

Namun sangat disayangkan para ahli fikih (fuhaka) masih sedikit sekali yang menyusun buku secara khusus secara detail dan lengkap yang membahas masalah Fikih Makanan dan Minuman kedalam sebuah buku.
Bahkan kadangkala kita justru hanya menemui dalam buku fikih di halaman terakhir yang hanya beberapa lembar yang membahas masalah makanan dan minuman. Padahal dalam Al Quran Allah SWT juga telah berfirman:
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Al Mu'minuun [23]: 51)

Menyikapi hal tersebut dan atas bimbingan Allah jua-lah, dan dengan segala kelemahan yang penulis miliki, penulis merasa perlu menyusun buku ini dengan judul: FIKIH KONTEMPORER MAKANAN DAN MINUMAN.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada penerbit yang telah berkenan menerbitkan buku ini. Semoga jerih payah saudara-saudara mendapat balasan setimpal dari allah SWT
SABARLAH... KHAMAR ITU MINUMAN SURGA!
“Di dalam syurga-syurga yang penuh nikmat.
Di atas takhta-takhta kebesaran berhadap-hadapan.
Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir.
(Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya
Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya,
seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik. (QS Ash Shaaffaat [37]: 43-49)”

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berobah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya? (QS 47. Muhammad [47]: 15)


Samarinda, 12 Maret 2008

BINTANG SEBAGAI PELEMPAR SETAN?

Lidah Api untuk Melempar Setan

Dari berbagai pendapat di atas paling tidak terdapat tiga pendapat bahwa ada yang mengatakan bahwa bintang sebagai pelempar setan bukanlah bintang dalam arti fisik. Ada yang menafsirkannya sebagai sinar kosmis sebagaimana yang dihasilkan pecahan bintang (supernova) dan juga dihasilkan oleh pancaran sinar matahari, ada juga yang memahaminya sebagai meteor dan ada pula yang memahaminya sebagai lidah api (solar flare).
Dengan demikian tidak ada ulama Islam yang mengetahui astronomi yang memahami bintang sebagai pelempat setan , tetapi mereka memahami sebagai bagian dari bintang, entah itu meteor, kosmis, atau pun lidah api. Kembali kepada ayat yang kita kaji pada bagian ini dimana “bintang sebagai pelempar setan” yang mana dalam Al Quran Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala." (QS: Al Mulk: 5).

Jelaslah ayat ini akan sangat “membingungkan dan mengejutkan” ilmuwan astronomi non Muslim, khususnya dikaitkan bintang diciptakan sebagai pelempar setan. Sebagai pelempar bagi setan (dalam syarh). Apakah ada penjelasan yang rasional, jika alat pelempar setan itu adalah serupa bintang. Dan bukankah menurut astronomi bahwa bintang itu benda langit yang besar dan menyerupai matahari.
Selain itu jika kita membaca buku DR. Maurice Bucaile juga mengutip surah tersebut, dan ia menambahkan penjelasan dengan mengutip QS Ash Shaffat ayat ke-7 yang berbunyi:

“Dan telah memeliharanya dari tiap-tiap setan yang sangat durhaka (QS Ash Shaffaat [37] :7)”

DR. Maurice Bucaile (dikaitkan dengan ayat di atas), ia mengatakan bahwa “kita merasa telah beralih kepada bidang lain (bukan bidang sains modern) kata “memelihara” juga terdapat dalam Surah Al Anbiyaa’ ayat 32 dan Surah Fush Shilat ayat 12. Bucaile sendiri tidak “berani” menafsirkan apa yang dimaksud pada Quran Surah 37:7 tersebut.
Lalu apakah yang ada dalam benak pembaca bila membaca QS 67:5 di atas. Tentunya kita juga memasuki wilayah (domain) lain dari pengertian bintang pada umumnya yang kita kenal khususnya untuk dapat memahami pengetian “bintang sebagai pelempar setan”.
Menurut Qatadah, sebagai murid sahabat Rasul SAW yang diriwayatkan oleh Al Bukhari bahwa Allah tidak menciptakan bintang kecuali untuk tiga hal yaitu: 1) sebagai hiasan langit, 2) alat pelempar setan, dan 3) sebagai rambu-rambu lalu lintas. Dalam Al Quran, Allah juga berfirmana, bahwa Allah telah menciptakan bintang-bintang sebagai petunjuk lalu-lintas.
“Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (petunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itu mereka mendapat petunjuk” (QS 16 [An Nahl]:16).

Allah SWT sendiri telah menyatakan bahwa bintang-bintang adalah dapat menjadi petunjuk arah baik di laut maupun di darat, kegiatan lalu lintas, karena bintang-bintang seperti bintang pari dan sebagainya dapat menujukkan arah mata angin.
Apakah Sinar kosmis 1) itu? Sinar komis sebagian besar terdiri atas proton, partikel-partikel alfa (2 proton dan 2 neutron menyatu; atau dengan kata lain berupa inti helium), atau cahaya dengan beraneka frekuensi. Partikel-partikel ini mengeluarkan spektrum energi yang lebar dan menghantam bumi dari segala arah, datang dengan kecepatan kasar satu partikel per detik. (masalah asal usul sinar kosmis telah penulis bahas pada bagian lain pada buku ini).
Terungkap, Asal-Muasal Sinar Kosmis
Gambar: Chandra X-Ray Observatory
Untuk memahmi apakah sinar kosmis itu, maka marilah kita baca penemua terbaru berikut. Bahwa suatu petunjuk baru mengenai darimana sinar kosmis, partikel energi-tinggi misterus yang membombardir Bumi, berasal telah diungkapkan oleh observatorium sinar X Chandra milik NASA. Suatu citra yang sangat detail dari sisa sebuah bintang yang meledak telah memberikan pencerahan bagi para astronom mengenai pembentukan sinar kosmis.
Untuk pertama kalinya, para astronom berhasil memetakan tingkat akselerasi elektron sinar kosmis yang berasal dari sisa sebuah supernova (masalah supernova lihat pada bab sebelumnya).

Peta tersebut dibuat berdasarkan citra dari Cassiopeia A, sisa dari ledakan yang menandai akhir riwayat sebuah bintang masif, 325 tahun lalu, yang juga dikenal sebagai supernova paling muda di galaksi Bimasakti. Peta itu menunjukkan bahwa elektron berakselerasi mendekati tingkatan maksimum secara teoritis. Penemuan ini menyediakan bukti kuat bahwa sisa sebuah supernova merupakan lokasi kunci dari partikel bermuatan berenergi tinggi.
Sebagaimana terlihat pada gambar diatas, bagian berwarna biru di gambar tersebut menandai tempat dimana akselerasi terjadi dalam suatu gelombang kejut yang menyebar akibat ledakan supernova. Bagian berwarna merah dan hijau adalah material yang tersisa dari bintang yang meledak yang memanas hingga jutaan derajat.
“Teori yang dianut sejak tahun 1960-an menyatakan bahwa sinar kosmis seharusnya muncul dari kekacauan medan magnet pada gelombang kejut, namun disini kita dapat mengamati secara langsung bagaimana hal ini terjadi,” jelas Michael Stage dari University of Massachussets, Amherst. “Menjelaskan darimana asal sinar kosmis dapat membantu untuk memahami fenomena misterius lainnya dalam semesta energi-tinggi”.
Dalam analisis terhadap sejumlah besar data, tim peneliti berhasil memisahkan sinar X yang muncul dari elektron yang berakselerasi yang berasal dari sisa-sisa sebuah bintang yang memanas.
Data yang didapat menunjukkan bahwa sebagian dari elektron telah berakselerasi dalam tingkatan maksimum yang diprediksi oleh teori. Sinar kosmis tersusun atas elektron, proton, dan ion, dimana hanya pendar dari elektron yang dapat dideteksi dalam bentuk sinar X. Proton dan ion, yang merupakan bagian terbesar dari sinar kosmis diperkirakan memiliki sifat yang sama dengan elektron.
Penemuan ini tidak hanya dapat membantu kita memahami bagaimana sinar kosmis berakselerasi, tapi juga bagaimana sisa-sisa supernova berevolusi. Seiring dengan meningkatnya sinar kosmis dibelakang gelombang kejut, medan magnet dibelakangnya berubah mengikuti sifat gelombang kejut itu sendiri. Dengan meneliti kondisi pada gelombang kejut, para astronom dapat menelusuri perubahan yang terjadi pada sisa supernova seiring berjalannya waktu, dan memberi pemahaman yang lebih baik mengenai ledakan supernova itu sendiri. (chandra.harvard.edu) (sumber http://ias.dhani.org/)
Artinya walaupun pada Al Quran surah Al Mulk ayat 5 menyebutkan kata-kata bintang, dapat saja justru yang dimaksudkan adalah pecahan bintang yang berubah menjadi sinar kosmis. tersebut?
Matahari adalah sejenis bintang, maka matahari adalah sumber utama sinar kosmis, banyak partikel sinar kosmis berenergi lebih tinggi yang diamati ternyata berasal dari proses-proses yang lebih berenergi daripada yang bisa dikumpulkan Matahari. Sinar kosmis sendiri sebenarnya tidak terlihat dengan mata telanjang, dan pengaruhnya terhadap materi terlalu kecil untuk dilihat. Pada bagian lain Al Quran juga menegaskan dalam Surah Al Jin (Jin) ayat 8-10, berikut.
“Dan sesungguhnya kami (para Jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api; dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya); Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya); Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka”

Ayat ini sangat menarik untuk dicermati karena menceritakan masalah alam ghaib yaitu alam Jin. Ayat ini juga berkaitan erat dengan ayat dalam QS Ash Shaffaat, 37:7 yang telah disampaikan oleh Bucaile di atas. Yang jelas setelah Al Quran diturunkan, maka sebagian bangsa Jin telah beriman kepada Nabi Muhammad SAW (sebab bangsa Jin mengakui Nabi Muhammad sebagai Rasulnya ini dikenal sebagai Jin Islam) dan ada juga yang tidak mengakui kerasulan Muhammad mereka ini disebut jin kafir seperti jin Ifrit dan sebagainya. Perhatikan ayat berikut.
“Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan”. (QS Al Jin 72:1).

Berdasarkan ayat-ayat di atas, tahulah kita sebab menurut pengakuan para jin bahwa setelah Al Quran di turunkan, mereka para jin tidak dapat lagi terbang mengintari langit dengan suka hati untuk mendengar berita-beritanya. Hal disebabkan mereka akan di panah api. Mereka (para jin) itu juga bertanya-tanya mengapa mereka di panah? apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.
Ayat-ayat di atas telah menceritakan kepada kita hal-hal yang gaib yang tidak diceritakan di dalam Taurat apalagi dalam Injil Perjanjian Baru. Hal itulah menandakan bahwa Al Quran itu lengkap dan sempurna dan merupakan mukjizat dari Allah untuk umat Muhammad SAW.

Sempurna dalam arti bahwa Al Quran tidak saja menjelaskan masalah-masalah yang nyata (lahiriah) dan dunia fisik kasat mata (fisika) tetapi Al Quran juga menjelaskan hal-hal yang gaib (metafisika) yaitu dunia Jin, yang selama ini menjadi misteri bagi manusia, lebih lengkapnya dapat pembaca buka Al Quran pada surat Al Jin tersebut. Untuk menegaskan bahwa yang dimaksud itu bukan bintang dalam arti sebenarnya. Untuk perlu kita renungkan pula firman Allah SWT dalam Al Quran Surah [15] Al Hijr: 16-18), yakni:
“Dan sesungguhnya Kami Allah telah menciptakan gugusan bintang-bintang (galaksi) (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandangnya. Dan Kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang terkutuk. Kecuali setan (setan) yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat)) lalu dia (setan) dikejar oleh semburan api yang terang”

Jadi dapat saja kita pahami bahwa bintang dimaksud dalam ayat Al Mulk adalah sejenis “cahaya api” atau sesuatu benda yang menyerupai “sinar sangat dahsyat dan panas” . Yang dipanashkan/ditembakkan secepat misil (peluru kendali) pencari panas, sebagaimana dijelaskan Rasul SAW dalam sebuah hadisnya.
Dengan demikian “bintang” itu sisa saja ia sejenis sinar kosmis atau sejenis lidah api yang sangat panas. Jelaslah menurut hemat penulis bahwa bintang dimaksud bukan meteor sebagaimana pendapat sebagian umat Muslim selama ini, dan bukankah sinar kosmis ada yang berasal pecahan bintang pula.
Dan kalau kemudian menjadi sejenis “panah api” sinar kosmis itu menjadi senjata untuk menembak/memanah Jin kafir atau setan/setan dan (tentu yang dimaksud disini setan beserta para pengikutnya para Jin Ifrit misalnya).
Dalam hal ini, kita juga sedang berada di luar ilmu Astronomi atau fisika tetapi kita memasuki dunia metafisika sebagaimana yang dikatakan Bucaile. Untuk itu perhatikan ayat Al Quran pada Surat [15] Al Hijr dari ayat 16 sampai 18, di atas.
Dan dikaitkan dengan Surah Al Jin (Jin) ayat 8-10. Diatas, maka penulis lebih cenderung kepada penafsiran bahwa “bintang” yang dipanahkan atau dilemparkan kepada setan itu adalah sejenis lidah api yang sangat panas (hal ini kita bayangkan jika panas inti matahari mencapai 15 juta derajat celcius), maka lidah api atau solar flare, sepeti pendapat Ust. H. Ahmad Sarwat, Lc. Apalagi setelah diketahui atau terungkapnya asal usul sinar kosmis dan banyaknya sinar kosmis yang menembus bumi yang tidak berpengaruh apa-apa terhadap manusia apalagi setan.
Lalu kita bertanya bukankah stan itu terbuat dari api, apalah artinya panas api bagi mereka. Tetapi kita jangan lupa walaupun mereka terbuat dari api tetapi dengan kekuasaan Allah mereka dapat terbakar, sebab unsur api almarif yang terdapat pada setan tidaklah sama dengan unsur api yang berasal dari bintang maupun matahari. Itu sama halnya juga pertanyaan yang dilontarkan oleh sebagian orang apakah setan menderita jika dimasukkan ke dalam neraka bukankan setan terbuat dari api juga. Lantas kita sendiri yang terbuat dari tanah sanggup jika ditimbun didalam tanah tanpa bernapas?
Dengan demikian lontara lidah api yang berasal dari bintang yang bagaikan sebuah katapel maha raksasa akan meluluh lantakkan setan dan jin ifrit (Jin Kafir) yang coba-coba melintas ke angkasa luar untuk mencuri dengar berita-berita langit.
Rasul SAW menggambarkan/mengibaratkan hal ini seperti sjenis peluru kendali yang secara dahsyat mengejar setan. Kalau zaman sekarang kita ibaratkan sebuah rudal (misile) yang mengejar panas, jadi kemana pun setan dan Jin Igrit lari, maka tembakan/panah api itu tidak pernah melesat dipanah oleh para Malaikat penjaga langit. Dengan demikian walauun setan itu berwujud gaib, tetapi dengan ilmu Allah yang melalui para Malaikat-Nya yang juga gaib sangatlah mudah bagi Allah dan para tentaranya (Malaikat) untuk memusnahkan Setan dan para Jin Ifrit yang coba-coba melalang buana terbang ke angksa (l;angit) untuk mencoba mencuri berita-berita (wahyu) Allah di langit yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW (wallahu alam).

1) Arthur W. Wiggins dan Charles M. Wynns, Lima Masalah Terbesar Sains yang Belum Terpecahkan, Pakar Raya, Bandung, 2004. Halaman 17.
Apakah benar yang dimaksud bintang sebeagai pelempar setan itu adalah sinar kosmis, atau lidah api yang dahsyat? semuanya kita serahkan kepada Allah Yang Maha Mengetahui maksud ayat tersebut sebenarnya Dengan demikian, jawaban untuk Surah Al Mulk ayat 5 yang menyatakan bintang sebagai pelempar setan, hanya dapat ditafsirkan dengan ayat A Quran dan Hadis. Khususnya Surah Al Jin [72] ayat 8-10, berikut.
“Dan sesungguhnya kami (para Jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api; dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya); Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya); Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka”

TERNYATA BULAN PERNAH TERBELAH

Dalam Al Quran, Allah telah berfirman: “Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan (QS 54 [Al Qamar]:1)

Cekukan tanda terbelahnya bulan?

(Kaltim Post, 22/12-2005)

Ayat di atas merupakan sebuah tanda mukjizat Al Quran yang memberitakan bahwa bulan pernah terbelah kejadian ini terjadi sekitar tahun ke-5 setelah Hijrah. Pengertian bulan terbelah adalah terpisah satu sama lain. Dalam Asbabul Nuzul-nya juga dijelaskan bahwa bulan memang pernah terbelah zaman Rasul SAW masih hidup untuk membuktikan sebuah mukjizatnya.

Peristiwa terbelahnya bulan ini dibantah oleh kaum filosof Barat berdasarkan asumsi mereka akan kemustahilan terbelah dan menyatunya kembali benda-benda di atas angkasa (bulan). Argumen mereka karena mereka tidak mengimani Al Quran sebagia firman Allah. Argumen para filsof kafir itu sebenarnya lebih dangkal daripada sarang laba-laba, dan pembahasan mengenai argument kedua kubu ini bisa dilihat dalam kitab-kitab tafsir.

Dalam buku Al Quran dan Ilmu Astronomi ( Ma Dalla ‘Alaihi Al Quran) ditulis oleh As Sayyid Mahmud Syukri Al Alusi yang mengutip buku Tarikh Al Yamini ia menyatakan bahwa dalam sebuah peperangan di negeri India yang beraliran paganis (musyrik) Sultan Mahmud bin Sabaktakin Al Ghaznawi melihat lempengan batu di dalam sebuah istana negeri mereka berpahatkan tulisan: “Istana ini di bangun pada malam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu mengandung pelajaran bagi orang yang mengambil pelajaran”.

Apakah dari segi sains kontemporer hal ini dapat dibuktikan kalau bulan memang benar-benar pernah terbelah? Hal ini dibuktikan oleh Kru Apollo 10 pada tahun 1969, sudah lebih mengetahui hal ini, tetapi hingga saat ini NASA belum bisa memastikan apa penyebab dari lembah panjang yang membelah bulan menjadi dua ini.

Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa lembah ini termasuk ke dalam kategori lembah Sinous yang terjadi karena muntahan lava pada masa lalu. Lembah ini sebenarnya diketahui pertama kali sejak tahun 200 tahun yang lalu, melalui teleskop. Al Quran sendiri 14 abad yang telah memberitakan hal ini.

PENTINGNYA OKSIGEN

1. Pentingnya Oksigen dalam Kehidupan

Oksigean atau gas asam, adalah salah satu gas yang sangat dibutuhkan oleh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Demikian pentin dan vitalnya oksigen tersebut, jika dalam setengah jam saja manusia dan hewan tidak mengisapnya maka manusia akan mati lemas karena kehabisan napas. Tetapi pernahkah nikmat Allah ini pernah terpikirkan oleh kita?

Oksigen yang bertebaran luas di muka bumi ini secara gratis kita nikmati tanpa membayar sepeserpun. Alangkah binasanya manusia dan hewan jika seandainya oksigen yang kita hirup ini terkontamina gas beracun (polusi) berupa radioaktif misalnya, maka kita akan mati bergelimpangan.

Namun Allah dengan bijaksananya juga menciptakan tumbuhan-tumbuhan yang berfungsi menyaring gas-gas karbondioksida di muka bumi ini. Dengan proses foto sintesis pada tumbuhan, justru tumbuhan menghasilkan oksigen bersih yang kemudian dihirup manusia. Tetapi anehnya di atmosfer kita jumlah oksigen hanya 21%, sedangkan gas nitrogen mencapai 77% dan karbon dioksida 1%. Hal ini juga merupakan Kemaha Kuasaan Allah sang Pencipta.

Penciptaan Allah yang Maha Kuasa, walaupun okisgen sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan, jika seandainya jumlah oksigen lebih banyak misalnya mencapai 90 persen saja di atmosfer, maka semua besi dan baja yang dijadikan bahan bangunan oleh manusia akan mudah kropos (berkarat), mudah terjadinya kebakaran hutan dan bangunan dan apinya sanga sulit dipadamkan, cepatnya terjadi pembusukan daging, buah dan sebagainya.

Itulah sebuah sistem dan hukum Allah yang Maha Bijak mengatur kandungan oksigen sedemikian rupa dan seimbang, walau hanya 21% tetapi sudah cukup bagi manusia dan hewan di muka bumi ini untuk menikmati karunia Allah yang Maha Pemurah (Ar Rahman) tersebut.

Seadaimya jumlah gas oksigen dalam atmosfer kita lebih dari jumlah itu, maka sel-sel dalam tubuh kita akan aka mengalami kerusakan berat. Tetumbuhan dan molekul hidrokrabon juka akan hancur dan tak lagi dapat menopang hidup manusai. Sebaliknya, jika jumlah oksigen kurang dari 21%, maka akan menimbulkan masalah respirasi bagi manusia. Dan makanan tak lagi dapat menjelma menjadi energi.

Oleh karenanya, 21% oksigen yang terdapat dalam atmosfer bumi merupakan angka ideal. Artinya, dengan kuantitas sebesar itu kehidupan di bumi dapat ditopang. Dan hal ini, tidak hanya berlaku bagi oksigen. Gas lain, seperti ntrogen dna karbon dioksida pun harus terus dalam kadar idealnya. Agar tercipta harmoni dalam kehidupan di bumi.

Jumlah nitrogen di atmosfer memiliki rasio ideal untuk menepis bahaya dan efek pembakaran oksigen. Rasio ini menciptakan kondisi yang memadai bagi terjadinya fotosintesis, yang begitu penting bagi pasokan energi di bumi. Selain itu, jumlah karbon dioksida juga sangat penting. Gas ini ada demi stabilitas temperatur bumi dan mecegah hilangnya panas pada bumi khususnya pada malam hari.

Mesk jumlahnya hanya satu persen, gas ini memiliki peran penting. Ia melindungi bumi seperti tameng dan mencegah raibnya panas di angkasa. Jika jumlahnya semakin besar, maka temperatur bumi akan meningkat secara eksesif. Menyebabkan terganggunya stabilitas iklim dan memunculkan ancaman serius bagi makhluk hidup yang ada di permukaan bumi.

Komposisi ini terus berkembang karena sebuah sistem yang terbentuk secara sempurna . Lihatlah, tumbuhan yang ada di bumi mengubah karbon dioksida menjadi oksigen. Melalui tumbuhan, ternyata produsi oksigen mencapa 190 miliar ton per hari. Ini adalah salah satu sistem yang mewujud untuk menjaga keseimbangan di bumi. Semua sistem yang ada terkoneksi. Kehidupan di bumi pun dapat bertahan.

Sekali lagi, Allah telah menciptakan keseimbangan itu. Dan menciptakan segalanya sesuai proporsinya. Ia telah menjelaskan dalam kalam-NYa. Surah Ar-Rahman (55):7 yang berbunyi: “Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraka (keadilan)”. Sayang hanya segelincir manusia yang sadar dan mengerti akan keseimbangan itu.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengajukan sebuah pertanyaan dikaitkan dengan mukjizat sains dalam Al Quran, yakni: Apakah Anda pernah mendaki gunung atau melakukan wisata ke daerah pegunungan?

Jika kita berwisata di daerah pergunungan tentu udaranya lebih menyegarkan dan sejuk, tetapi semakin tinggi kita mendaki gunung, maka jika justru akan mulai merasa pusing. Detak jantung kita akan semakin cepat dan kita hanya mampu berjalan lambat.

Semua gejala-gejala yang Anda rasakan itu disebabkan ketinggian gunung di atas permukaan laut. Hal tersebut dalam dunia kedokteran disebut Sindrom ketinggian atau hipoksia. Hipoksia sering menyerang para pendaki gunung, atlet ski, penumpang balon terbang, dan turis-turis yang mengunjungi tempat wisata seperti Himalaya, Jaya Wijaya, Pegunungan Andes dan sebagainya. Hipokia diakibatkan berkurangnya jumlah oksigen yang masuk kedalam tubuh seseorang. Dikaitkan dengan hal ini, Allah yang Maha Tahu telah menjelaskan hal ini dalam Al Quran 15 abad yang lalu, dimana Allah SWT berfirman: :

“Niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit (QS 6:125)

Manusia Perlu Okisgen diangkasa Lepas

Darimanakah Al Quran mengetahui kalau di angkasa lepas (baca: langit) itu tidak ada udara (oksigen) bila kita mendaki/naik ke atasnya. Berita yang disampaikan Al Quran jelas bukanlah berasal dari Muhammad yang ummi yang 15 abad lalu sama sekali tidak mengetahui hal ini. Jelaslah hal ini adalah merupakan wahyu Allah Yang Maha Tahu. Apakah sains modern dapat menjelaskan tafsir ayat Al Quran di atas? Paling tidak umat Islam harus memiliki argumen untuk menjelaskan makna ayat Al Quran di atas.

Kini kita telah mengetahui bahwa oksigen adalah gas yang paling vital dalam menunjang kehidupan makhluk hidup. Tanpa oksigen, maka seluruh makluk hidup akan punah baik manusia, hewan maupun tumbuhan Semua makhluk hidup sangat membutuhkan gas asam ini. Tanpa oksigen, maka kecil kemungkinan adanya kehidupan di muka Bumi ini.

Yang menjadi pertanyaan kita lagi, apakah di luar sistem tata surya kita juga terdapat oksigen?

Sebagaimana telah penulis jelaskan di atas, meskipun atmosfer bumi memiliki 21% oksigen tetapi justru kandungan nitrogennya sebanyak 77%. Dan seluruh atmosfer memiliki presentase oksigen yang sama pada setiap tingkat ketinggiannya, tetapi ternyata udara menjadi renggang dan udara menjadi rendah di tempat-tempat yang relatif tinggi.

Akibatnya hanya sedikit oksigen yang dapat masuk ke dalam paru-paru, darah, dan sel-sel tubuh. Untuk mengatasi kekurangan oksigen itu biasanya orang akan bernapas lebih cepat dan lebih dalam dari biasanya.

Lebih dari itu, Allah juga merekam setiap denyut nadi dan jantung setiap makhluk khususnya manusia. Jantung ini yang setiap menit memompa 30 liter darah ia bekerja tanpa istirahat atau lelah dan tidak berhenti. Allah mengetahui peredaran darah dan desah napas manusia, berapa lamakah kita bernapas? Kita mungkin tidak tahu dan tidak pernah menghitungnya.

Tahukah Anda jika umur Anda mencapai 60 tahun misalnya anda telah menarik napas 600 juta kali atau setiap hari sebanyak 27.778 kali kita menarik napas. Selain itu dalam setiap 10 detik saja ada 1 liter oksigen yang hilir mudik dalam tubuh kita, serta terdapat 300 juta kantung udara dalam paru-paru yang akan diserap oleh tubuh, semua hal ini tidak lepas dari perhitungan Allah . Kita sama sekali tidak mengetahui dan menyadari hal ini.

Allah yang Maha Pencipta dan Maha Bijaksana telah memberikan kelebihan kepada orang-orang yang tinggal di tempat-tempat tinggi, dimana mereka telah beradaptasi sedemikian rupa terhadap tekanan udara yang rendah. Misalnya, penduduk asli Indian Aymara dan Quechua yang tinggal di pegunungan Andes, mereka mempunyai dada yang lebar, sekat rongga badan yang kuat, dan sepasang paru-paru yang besar yang memiliki kapasitas lebih besar dibandingkan paru-paru orang yang hidup di tempat yang lebih rendah .

Indian Aymara dan Quechua juga memiliki lebih banyak pembuluh kapiler di sekitar gelembung paru-paru, jantung yang lebih lebar, dan sel-sel darah merah yang lebih banyak. Seluruh proses adaptasi tersebut membantu penyaluran oksigen ke sel dan jaringan-jaringan tubuh mereka. 1)

Lalu apakah di ruang angkasa sama sekali tidak ada oksigen sebagaimana diberitakan Al Quran pada surah Al An'aam [6]:125 diatas, dimana Al Quran menegaskan bahwa tidak ada oksigen di luar angkasa?

Sebuah petunjuk yang mungkin bisa menjadi jawaban awal, diperoleh dari teleskop Hubble. Teleskop ruang angkasa itu mendeteksi keberadaan oksigen dan karbon di atmosfer dari sebuah planet

yang sangat jauh dari bumi bahkan berada di luar sistem tata surya kita. Ini adalah pertama kalinya unsur-unsur itu ditemukan di sebuah planet di luar tata surya kita, ungkap para ilmuwan yang mengamati hal tersebut. Jadi Al Quran tidak salah, memang di angksa lepas tidak terdapat oksigen, tetapi “kemungkinan” nya bahwa di planet lain bisa saja terdapat oksigen. Itu pun masih berupa perkiraan, belum dibuktikan secara pasti.

Hubble sendiri diambil dari nama astronom Amerika yang bernama Edwin Powell Hubble (1889-1935) untuk menghormati namanya yang telah menyumbangkan karyanya besarnya di dunia astronom dan dunia. Edwin Hubble menemukan bahwa jagat raya bergerak menjauhi kita dengan kecepatan yang proporsional terhadap jaraknya.


1) Drs. Sumarwan dkk, Biologi Untuk SMP Kelas III, Erlangga, Jakarta, 2004. Hal. 12-13.

Teleskop Hubble diyakini sebagai teleskop tercanggih yang ada saat ini. Diluncurkan pada tanggal 28 April 1990 menggunakan pesawat ulang alik Discovery. Cermin utama teleskop Hubble memiliki diameter 2,4 meter dan berbobot 826 kg. Cermin itu dibangun dari kaca silika

ultra low expantion dan dilapisi dengan lapisan tipis aluminium murni untuk memantulkan sinar yang tampak.

Temuan Hubble menunjukkan bahwa komposisi kimia dan dari atmosfer dengan adanya sebuah planet yang jaraknya bertahun-tahun cahaya, ternyata masih bisa diukur dari bumi. Artinya, kemungkinan untuk menyelidiki adanya tanda-tanda kehidupan di planet-planet terjauh sekalipun, masih terbuka lebar.

Planet yang terindentifikasi pertama kali pada tahun 1999 itu berupa gugusan gas raksasa seperti Jupiter dan para ilmuwan bisa menyaksikan bahwa planet itu secara perlahan dihancurkan oleh bintang induknya. Diperkirakan massanya 70 persen Jupiter atau 220 kali massif dari bumi.

Para astronom mengatakan, planet yang dinamakan HD 209458b atau Osiris mengorbit bintang, yang mirip matahari kita dan terletak pada 150 tahun cahaya dalam konstelasi Pegasus. Satu tahun cahaya adalah sekitar 9,6 triliun kilometer dan menunjukkan jarak yang ditempuh cahaya selama setahun.

Yang menarik oksigen dan karbon yang terdeteksi berada di atas atmosfer dan terurai dalam bentuk dasarnya. Sementara di Jupiter dan Saturnus bahan tersebut menjadi satu dalam bentuk metana.

Dengan demikian Keberadaan makhluk angkasa luar tetap menjadi misteri dan secara gamblang, Allah menyebutkan keberadaan makhluk-makhluk melata di ruang angkasa (hal ini menjadi Pekerjan Rumah bagi ahli astrofisika dan astrobiologi).

"Diantara tanda-tanda (kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Mahakuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya." (QS. 42:29)”

Darimana bumi kita ini mendapatkan oksigennya?

Secara teori, oksigen yang melimpah di atmosfer bumi sebenarnya berasal dari sumber yang sederhana: kehidupan. Meskipun demikian cerita lengkapnya sedikit rumit. Begitu organisme hidup terbentuk, tidak lama sebelum satu bentuk kehidupan menggunakan energi dari Matahari untuk menyusun molekul hidrokarbon kompleks dari molekul-molekul air yang telah ada dan karbon dioksida. Proses fotosintetis ini tampaknya telah mulai sejak awal sejarah kehidupan dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan.

Sebenarnya secara kimia oksigen bersifat reaktif, sehingga kira-kira 2 Milyar tahun setelah fotosintetis dimulai. produk sampingan oksigen dengan mudah bereaksi secara kimia dengan bebatuan di permukaan.

Saat bebatuan permukaan telah jenuh teroksidasi, oksigen mulai menumpuk di atmosfer. Begitu aksi menumpuk, dua hal mulai terjadi. Pertama, oksigen yang naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi terpecah terkena foton matahari. Molekul oksigen itu pecah menghasilkan molekul baru yang stabil disebut ozon (O3).

Ozon menjadi tak lebih dari sekedar keanehan kimia, kecuali untuk kemampuannya menyerap radiasi sinar ultra violet. Setelah ozon dalam jumlah yang cukup telah menumpuk di atmosfer atas, maka ozon berperan sebagai perisai permukaan bumi dari radiasi ultra violet yang mengancam kehidupan. Hal ini membuat kehidupan bisa berlangsung di atas bumi dan menghirup oksigen, suatu kombinasi yang memungkinkan lahirnya generasi manusia. Subhanalah!